Jumat, 06 November 2015

proses terbentuknya pulau kalimantan

TUGAS GEOLOGI INDONESIA



PROSES TERBENTUKNYA PULAU KALIMANTAN
OLEH:
Kelompok 1


-          Malik Ilahude
-          Ilman Halaq
-          Hamida M. Pulubolo
-          Nurfiani Karim
-          Sisilya Makuta
-          Alan W. Ali
-          Frangki Hamdata
-          Mahmud Dali
-          Amalia Frinka D. Mado
-          Setiawan
-          Yayun Lihawa


Dosen Pembimbing
Ibu Intan Noviantari Manyoe, S.Si., M.T



Program Studi S1 Pendidikan Geografi
Jurusan Ilmu & Teknologi Kebumian
Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015


Proses Terbentuknya Pulau kalimantan
 Basement pre-Eosen
Bagian baratdaya Kalimantan tersusun atas kerak yang stabil (Kapur  Awal) sebagai bagian dari Lempeng  Asia Tenggara meliputi baratdaya Kalimantan, Laut Jawa bagian barat, Sumatra, dan semenanjung Malaysia.
Wilayah ini dikenal sebagaiSundaland. Ofiolit dan sediment daribusur kepulauan dan fasies laut dalamditemukan di Pegunungan Meratus,yang diperkirakan berasal darisubduksi Mesozoikum.Di wilayah antara Sarawak danKalimantan terdapat sediment lautdalam berumur Kapur-Oligosen(Kelompok Rajang), ofiolit dan unitlainnya yang menunjukkan adanyakompleks subduksi. Peter danSupriatna (1989) menyatakan bahwaterdapat intrusive besar bersifatgranitik berumur Trias diantaraCekungan Mandai dan CekunganKutai atas, memiliki kontak tektonikdengan formasi berumur Jura-Kapur.


Permulaan Cekungan Eosen
Banyak penulismemperkirakan bahwa keberadaanzona subduksi ke arah tenggara dibawah baratlaut Kalimantan padaperiode Kapur dan Tersier awal dapatmenjelaskan kehadiran ofiolit,mélanges, broken formations, danstruktur tektonik Kelompok Rajang diSerawak, Formasi Crocker di bagianbarat Sabah, dan Kelompok Embaluh.Batas sebelah timur Sundalandselama Eosen yaitu wilayah Sulawesi,yang merupakan batas konvergensipada Tersier dan kebanyakan sistemakresi terbentuk sejak Eosen.


Mulainya collision antara Indiadan Asia pada Eosen tengah (50 Ma)dan mempengaruhi perkembangandan penyesuaian lempeng Asia. Adanya subsidence pada Eosen dansedimentasi di Kalimantan danwilayah sekitarnya merupakanfenomena regional dan kemungkinandihasilkan dari penyesuaian lempeng,sebagai akibat pembukaan bagianback-arc Laut Celebes.

Tektonisme Oligosen
Tektonisme pada pertengahanOligosen di sebagian Asia tenggara,termasuk Kalimantan dan bagianutara lempeng benua Australia,diperkirakansebagaireadjusement 
 dari lempengpada Oligosen. Di pulau New Guinea,pertengahan Oligosen ditandai olehketidakselarasan (Piagram et al., 1990op cit., Van de Weerd dan Armin,1992) yang dihubungkan dengancollision bagian utara lempeng Australia (New Guinea) dengansejumlah komplek busur. New Guineadi ubah dari batas konvergen pasifmenjadi oblique. Sistem sesar strike-slip berarah barat-timur yangmenyebabkan perpindahan fragmenbenua Australia (Banggai Sula) kebagian timur Indonesia berpegaruhpada kondisi lempeng padapertengahan Oligosen.Ketidakselarasan padapertengahan Oligosen hadir di LautChina selatan (SCS) dan wilayahsekitarnya (Adams dan Haak, 1961;Holloway, 1982; Hinz dan Schluter,1985; Ru dan Pigott, 1986; Letouzeydan Sage, 1988; op cit., VandeWeerd dan Armin, 1992). Ketidakselarasan ini dihubungkan denganpemekaran lantai samudera di SCS.Subduksi pada baratlaut Kalimantanterhenti secara progresif daribaratdaya sampai timurlaut. Di bagianbaratdaya, berhenti pada pertengahanOligosen; di bagian timurlaut, berhentipada akhir Miosen awal (Holloway,1982, op cit., Van de Weerd dan Armin, 1992).


Tektonisme Miosen
Di wilayah sekitar SCS padaMiosen awal-tengah terjadi perubahanyang Sangat penting. Pemekaranlantai samudera di SCS berhenti,sebagai subduksi di Sabah danPalawan; mulai terjadinya pembukaanLaut Sulu (silver et al., 1989; Nichols,1990; op cit., Van de Weerd dan Armin, 1992); dan obduksi ofiolit diSabah (Clennell, 1990, op cit., Van deWeerd dan Armin, 1992).Membukanya cekungan marginal Laut Andaman terjadi pada sebagian awalMiosen tengah (Harland et al., 1989.op cit., Van de Weerd dan Armin,1992).


Referensi:
http://www.academia.edu/12265768/MAKALAH_SEJARAH_LEMPENG_TEKTONIK_DI_PULAU_KALIMANTAN_SEJARAH_LEMPENG_TEKTONIK_DI_PULAU_KALIMANTAN_THE_HISTORY_OF_PLATE_TECTONICS_ON_THE_BORNEO_ISLAND


Rabu, 04 November 2015

proses terbentuknya pulau NT



TUGAS GEOLOGI INDONESIA


                    PROSES TERBENTUKNYA PULAU NUSA TENGGARA 



OLEH:
Kelompok 1



-          Malik Ilahude
-          Ilman Halaq
-          Hamida M. Pulubolo
-          Nurfiani Karim
-          Sisilya Makuta
-          Alan W. Ali
-          Frangki Hamdata
-          Mahmud Dali
-          Amalia Frinka D. Mado
-          Setiawan
-          Yayun Lihawa



Dosen Pembimbing
Ibu Intan Noviantari Manyoe, S.Si., M.T



Program Studi S1 Pendidikan Geografi
Jurusan Ilmu & Teknologi Kebumian
Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015


Proses Terbentuknya Pulau Nusa Tenggara



Secara geologi, kebanyakan pulau-pulau penyusun Nusa Tenggara muda umurnya, dari 1-15 juta tahun saja (Audley-Charles, 1987) dan terjadi sebagai pulau-pulau oseanik yang tak pernah terjadi berhubungan dengan massa kontinen besar. Pulau-pulau ini terjadi di tempat sebagai busur kepulauan akibat proses subduksi antara lempeng samudera Hindia dengan lempeng samudera di sebelah timur-tenggara Sunda-land. Umurnya yang muda dan isolasinya dari daratan besar akan berpengaruh terhadap evolusi flora dan faunanya. Migrasi spesies terbatas, dan spesies yang berhasil mengkoloni pulau-pulau ini kemudian akan terisolasi, lalu cenderung berevolusi menjadi biota endemik.
Pulau-pulau di Nusa Tenggara mengikuti dua busur, bagian timur Busur Sunda (Bali, Lombok, Sumbawa, Flores bagian barat), dan bagian barat Busur Banda (Flores bagian timur, Alor, Wetar, Romang, Damar, Teun, Nila, Serua). Di mana batas ini sesungguhnya masih diperdebatkan. Sumba merupakan blok ekslusif dalam hal ini. Uniknya, susunan dua busur ini diikuti pula oleh dua sistem palung yang berbeda. Palung yang berasosiasi dengan Busur Sunda adalah Palung Sunda (Sunda Trench) di selatan Bali-Sumbawa yang menunjam membentuk palung dengan kedalaman 6 km. Di sini lempeng samudera Hindia menunjam ke bawah Nusa Tenggara. Sistem palung ini berhenti di sebelah selatan Pulau Sumba. Lalu sistem palung berkitnya adalah Palung Timor (Timor Trough), yang dimulai di sebelah selatan Pulau Sumba ke arah timurlaut. Di sini lempeng benua Australia menunjam di bawah Nusa Tenggara dan Timor-Tanimbar sampai kedalaman 3 km.
Bila subduksi lempeng samudera Hindia di Palung Sunda telah membentuk pulau-pulau volkanik busur kepulauan Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Alor, Wetar, Romang, Damar, Teun, Nila, dan Serua; maka penunjaman lempeng benua Australia di Palung Timor-Tanimbar telah membentuk pulau-pulau nonvolkanik yang disusun oleh mélange dimulai dari Rote, Timor, dan Tanimbar. Dua sistem busur kepulauan ini telah membentuk dua sistem busur kepulauan, yaitu busur kepulauan sebelah dalam yang volkanik – inner volcanic island arc (Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Alor, Wetar, Romang, Damar, Teun, Nila, dan Serua) dan busur kepulauan sebelah luar yang nonvolcanic – outer nonvolcanic island arc (Rote, Timor, Tanimbar).
Meskipun demikian, perlu diketahui bahwa pembagian menjadi dua sistem busur kepulauan ini hanya penyederhanaan. Evolusi busur kepulauan dalam yang volkanik mulai dari Flores bagian timur sampai Serua (Busur Banda) lebih kompleks daripada Busur Sunda (Bali, Lombok, Sumbawa, Flores bagian barat). Pulau-pulau volkanik Busur Banda sejak Pliosen (5 juta tahun yang lalu) berada di belakang sistem penunjaman Palung Timor, dan ini telah memengaruhi karakter tektonik dan volkanisme pulau-pulau ini yang berhubungan dengan adanya lempeng samudera tua yang terletak di depan lempeng benua Australia yang terseret masuk ke dalam Palung Timor.
Sesunguhnya, banyak pulau di Nusa Tenggara baru muncul di antara 10-1 juta tahun yang lalu. Pulau-pulau yang membentuk busur kepulauan sebelah dalam yang volkanik (Bali, Lombok, Sumbawa, Komodo, Flores, Solor, Adonara, Lomblen, Pantar, Alor, Atauro, Wetar, Romang, Damar, Teun, Nila, Serua, Manuk) merupakan pulau-pulau volkanik muda yang terjadi dan muncul di permukaan pada Miosen Akhir-Pliosen. Pulau-pulau volkanik ini sering mempunyai batugamping terumbu di tepinya, atau material sedimen lainnya yang dierosi dari badan utama pulau dan tumbuh di antara lidah-lidah lava atau bentuk ekstrusi lainnya.
Lombok dan Sumbawa merupakan pulau-pulau di Busur Sunda yang paling timur, sebagian ada yang mengatakan Komodo dan Flores bagian barat merupakan kelanjutannya meskipun bisa diperdebatkan. Diskontinuitas antara Busur Sunda dan Busur Sumba dipisahkan oleh Sumba Fracture. Menarik mengkaji lebih jauh Pulau Komodo di “junction” antara dua sistem busur ini dan posisi Pulau Sumba di sebelah selatannya.
Secara umum, dari Bali ke Lombok, ke Sumbawa dan terus sampai ke timurnya umur batuannya yang ekivalen secara litologi semakin muda umurnya. Ini menunjukkan bahwa pembentukan pulau-pulau Nusa Tenggara dimulai dari barat ke timur.

Referensi:
Satyana, Awang.”Evolusi Geologi Nusa Tenggara”.04 November 2015. http://tektonesiana.org/notes/awangs-memoirs/248-evolusi-geologi-nusa-tenggara/